Postingan "Harga Perak Bisa Mencapai $200 di 2026," kata Robert Kiyosaki pertama kali muncul di Coinpedia Fintech News
Harga perak telah melonjak tahun ini, menjadi berita utama dan menarik perhatian investor di mana-mana. Lonjakan ini didorong oleh pasokan terbatas, meningkatnya permintaan dari industri seperti energi surya dan pusat data AI, serta ketidakpastian ekonomi global. Dengan harga yang naik dengan cepat dan pasar yang semakin volatile, banyak investor bertanya: Apakah perak naik terlalu cepat?
Robert Kiyosaki, penulis Rich Dad Poor Dad, telah kembali ke sorotan dengan pesan yang familiar namun lebih berhati-hati. Kiyosaki telah mendukung perak selama beberapa dekade, mengatakan dia membeli perak pertamanya pada tahun 1960-an. Keyakinan intinya tidak berubah. Dia melihat perak sebagai perlindungan terhadap mata uang fiat yang melemah dan tekanan inflasi jangka panjang.
Melihat ke depan, Kiyosaki masih percaya perak bisa melampaui $100 pada tahun 2026 dan bahkan mencapai $200 dalam skenario yang lebih agresif. Namun, kali ini nadanya disertai dengan peringatan. Dia khawatir bahwa kegembiraan, bukan disiplin, mulai mendorong perilaku pembelian.
Kiyosaki secara terbuka mempertanyakan apakah perak memasuki wilayah gelembung dalam jangka pendek. Dia menunjuk pada meningkatnya rasa takut ketinggalan, di mana investor berbondong-bondong masuk hanya karena harga bergerak lebih tinggi. Sejarah menunjukkan perilaku seperti ini sering berakhir dengan penurunan tajam.
Aksi pasar terkini mendukung kehati-hatiannya. Menurut The Kobeissi Letter, perak mengalami pergerakan liar tak lama setelah futures dibuka, melonjak ke rekor tertinggi sebelum turun tajam dalam waktu satu jam. Pergerakan volatile ini menyoroti betapa tidak stabilnya pasar dan mengapa kesabaran lebih penting dari sebelumnya.
Daripada mendesak orang untuk mengejar perak pada level saat ini, Kiyosaki menyarankan untuk menunggu. Menurutnya, koreksi adalah sehat dan sering menciptakan peluang yang lebih baik. Dia mengulangi salah satu pelajaran paling terkenalnya. Keuntungan dibuat saat Anda membeli, bukan saat Anda menjual. Waktu dan disiplin, bukan hype, yang menentukan investor sukses.
Beberapa analis percaya lonjakan perak tidak bersaing dengan Bitcoin tetapi justru mempersiapkan panggung untuknya. Bull Theory menunjuk ke tahun 2020, ketika emas dan perak rally terlebih dahulu setelah kejatuhan COVID, sementara Bitcoin bergerak sideways. Hanya setelah logam mencapai puncak, modal berputar ke kripto, memicu rally eksplosif Bitcoin.
Pengaturan hari ini terlihat serupa. Logam mulia memimpin lagi, sementara Bitcoin tetap tenang. Kali ini, bagaimanapun, lebih banyak faktor yang sejalan, termasuk kondisi moneter yang melonggar, regulasi kripto yang lebih jelas, akses ETF yang berkembang, dan meningkatnya partisipasi institusional.
Tetap unggul dengan berita terkini, analisis ahli, dan update real-time tentang tren terbaru di Bitcoin, altcoin, DeFi, NFT, dan banyak lagi.
Kenaikan cepat dapat meningkatkan volatilitas pasar, yang mengarah pada koreksi harga mendadak. Investor yang mengandalkan momentum jangka pendek dapat menghadapi kerugian jika logam turun dengan cepat.
Investor ritel dan dana kecil paling terekspos, karena mereka mungkin bereaksi secara emosional terhadap FOMO, sementara pemain institusional sering melakukan lindung nilai atau menunggu titik masuk strategis.
Permintaan industri yang berkelanjutan dan pasokan terbatas dapat mempertahankan tekanan kenaikan jangka panjang, tetapi penurunan jangka pendek dapat menciptakan peluang pembelian bagi investor yang disiplin.


Salin tautanX (Twitter)LinkedInFacebookEmail
Volume perak yang ditokenisasi meledak saat logam